Setiap orang yang memimpin haruslah menjadi pemimpin yang baik dan
efektif, bukan asal tampil sebagai pemimpin. Pemimpin baik dan efektif
akan bisa memberdayakan orang lain.
Menjadi pemimpin yang baik dan efektif bukanlah takdir, tetapi hasil
dari belajar, berlatih, dan introspeksi tanpa henti. Pemimpin yang
mengejar posisi dan kekuasaan semata, tidak mengindahkan opini orang
lain, akan "berakhir".
Apakah seseorang sudah terlahir sebagai pemimpin atau pemimpin bisa
diciptakan?
Seperti kata John Maxwell (salah satu pakar kepemimpinan global),
semua orang punya potensi menjadi pemimpin, yang berbeda adalah
derajat bakat. Namun, potensi itu harus dikembangkan. Maka lembaga
seperti Trisewu Leadership Institute (pengundangRed) diperlukan. Di
negara berkembang banyak yang punya potensi, namun tidak punya
kesempatan untuk pengembangan. Karena itu saya dengan senang hati
datang ke sini untuk mendorong pelatihan kepemimpinan.
Pemimpin yang berkiprah di dunia adalah mereka yang ingin menjadi
pemimpin. Mereka berlatih dan mempraktikkan kepemimpinan. Mereka maju,
berkampanye, dan mengatakan ingin melayani dan kemudian memengaruhi
orang untuk memilih mereka.
Persoalannya, begitu terpilih semua janji dilupakan. Mereka kemudian
sibuk sendiri dan melayani kepentingan sendiri. Mereka terbenam dalam
kelemahan manusia, di mana seorang yang makin kuat, makin makmur,
cenderung menginginkan kekuatan dan kemakmuran yang lebih. Mereka
tidak pernah puas.
Maka dari itu, kepemimpinan yang efektif harus dipelajari dan diraih.
Belajarlah dan raihlah! Anda bisa meraih kepemimpinan jika rakyat
melihat Anda sebagai pemimpin yang bekerja demi kebaikan banyak orang.
Jadilah juga sebagai seorang pemimpin yang terus bertanya pada diri
sendiri, apa hal terbaik yang bisa dilakukan.
Kepemimpinan yang efektif menuntut seseorang untuk tidak menggunakan
kekuasaan demi kehormatan dan keagungan pribadi. Mereka seharusnya
mengutamakan kekuatan pribadi (personal power), bukan kekuasaan
sebagai posisi (positional power).
Personal power merujuk pada kemampuan berhubungan, berurusan, dan
memengaruhi rakyat untuk tujuan dan arah yang baik. Jika Anda hanya
memanfaatkan dan memanipulasi rakyat, nasib Anda akan berakhir.
Pemimpin yang baik harus jujur, tulus, dan berjiwa mulia. Pemimpin
yang baik tidak memanfaatkan atau memanipulasi rakyat untuk
kepentingan sendiri. Inilah dua faktor yang kontras soal kekuasaan,
antara positional power dan personal power.
Apa ciri-ciri utama pemimpin yang baik?
Saya sering bertanya pada banyak orang, apa karakter yang ingin mereka
lihat dari pemimpin? Secara spontan mereka berkata ingin melihat
kejujuran, kredibilitas, dan integritas. Jika Anda dipercaya mereka
akan rela mengikuti pengarahan. Inilah kepemimpinan yang punya
karakter. Saya ingin menambahkan bahwa mereka tidak hanya ingin
pemimpin yang jujur, tetapi juga pemimpin yang peduli, memiliki ciri
sebagai pelayan. Ini dianut oleh banyak pemimpin sekarang ini.
Pemimpin seperti itu punya kekuatan.
Ciri lain yang harus dimiliki pemimpin adalah dia harus punya visi dan
misi yang kemudian dicocokkan dengan kultur yang berlaku di
lingkungannya. Pemimpin harus punya kompetensi dan pengetahuan memberi
arah dan petunjuk jelas soal hal visi dan misi. Pemimpin yang tidak
punya pikiran jelas akan membuat rakyat bingung, bahkan membuat
situasi kacau-balau. Rakyat akan bertanya-tanya harus berbuat apa.
Kejelasan pengarahan sangat diperlukan, bahkan termasuk dalam situasi
tidak jelas sekalipun. Kini kita hidup di dunia yang berubah cepat,
juga sebagai dampak dari kemajuan teknologi. Dalam perubahan yang
cepat itu, pemimpin harus tetap mampu memberi arahan.
Pemimpin juga harus punya komitmen pada pelaksanaan visi dan misi,
memiliki semangat untuk bersikap, dan bertindak. Banyak pemimpin yang
tidak memiliki semangat dan keberanian karena tidak punya komitmen
pada visi dan misi karena takut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar